PEMBELAJARAN TATAP MUKA PENUH (FULL) HARAPAN SEMUA WARGA SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 PLAMPANG


Tanggal Unggah : 02/12/2021 Diunggah Oleh : HUMAS 956

PEMBELAJARAN TATAP MUKA PENUH (FULL) HARAPAN SEMUA WARGA SEKOLAH DI SMA NEGERI 1 PLAMPANG


SMA Negeri 1 Plampang merupakan salah satu SMA Negeri di Kabupaten Sumbawa  Provinsi Nusa Tengara Barat yang berlokasi di Kecamatan Plampang dan sudah beroperasi melaksanakan pembelajaran untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas bagi kemajuan bangsa dan negara khususnya di Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat dan Indonesia pada umumnya.

SMA Negeri 1 Plampang pada tahun pelajaran 2021-2022 memiliki sumber daya ketenagaan terdiri dari kepala sekolah, 50 orang tenaga pendidik baik yang status guru tetap maupun guru honor Provinsi  juga memiliki 14 orang tenaga kependidikan baik yang tetap maupun pegawai tidak tetap, serta memiliki peserta didik yang begitu cukup besar 692 orang siswa dengan jurusan dan kompetensi yang sesuai dengan petunjuk penentuan rombongan belajar dan struktur kurikulum yang diatur dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang dikeluarkan oleh pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemdikbud & Ristek) Republik Indonesia yang diteruskan melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Dikbud & Ristek) Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai lembaga pendidik SMA Negeri 1 Plampang   sejak  berdirinya tahun 1997 setiap  tahunnya melakukan proses pendidikan yang berkualitas dengan mengedepankan inovasi-inovasi pembelajaran yang berpihak pada kebutuhan belajar peserta didik dan melakukan perbaikan-perbaikan sarana pendukung pembelajaran serta dengan terus menerus meningkatkan kompetensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan agar dapat memberikan pelayanan yang optimal kepada seluruh peserta didik tanpa melihat perbedaan latar belakang keluarga, suku, strata sosial maupun yang lainnya.

Pemberian layanan tersebut sedikit berbeda sejak mulainya merebaknya wabah/pandemi yang dikenal dengan sebutan virus corona yaitu pada awal semester genap tahun pelajaran 2019-2020 tepat bulan Desember tahun 2019, sesuai dengan kutipan dibawah ini:

Pada 31 Desember 2019 muncul kasus serupa dengan pneumonia yang tidak diketahui di Wuhan, China (Lee, 2020). Kasus tersebut di akibatkan oleh virus corona atau yang dikenal dengan COVID-19 (Corona Virus Desese-2019). Karakteristik virus ini adalah kecepatan penyebaran yang tinggi. Berdasarkan data WHO diperoleh bahwa COVID-19 telah menjadi pandemic global dengan 4.534.0731 kasus positif yang terkonfirmasi di 216 negara di seluruh dunia (Update: 17-05-2020). Virus Corona juga telah mewabah di Indonesia sejak awal Maret hingga saat ini 12 Mei 2020 terdapat 17.514 kasus positif terkonfimasi tersebar di 34 provinsi dan 415 kabupaten/kota (Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Indonesia, 2020). Dampak yang ditimbulkan dari pandemi COVID-19 telah mengubah berbagai aspek kehidupan manusia.

Kisah wabah ini dapat memiliki akhiran yang berbeda pada setiap negara (Lee, 2020) yang bergantung pada kebijakan yang diterapkan dan ketanggapan pemerintah guna meminimalisir penyebarannya. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk mengurangi tingkat penyebaran virus corona dengan memberlakukan sosial distancing, physical distancing hingga pemberlakuan PSBB (pembatasan social berskala besar) pada beberapa daerah. Kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan untuk membatasi penyebaran COVID-19 berdampak pada berbagai bidang diseluruh dunia khususnya pendidikan di Indonesia.

Wabah COVID-19 mendesak pengujian pendidikan jarak jauh hampir yang belum pernah dilakukan secara serempak sebelumnya (Sun et al., 2020) bagi semua elemen pendidikan yakni peserta didik, guru hingga orang tua. Mengingat pada masa pandemic, waktu, lokasi dan jarak menjadi permasalahan besar saat ini (Kusuma & Hamidah, 2020). Sehingga pembelajaran jarak jauh menjadi solusi untuk mengatasi kesulitan dalam melaksanakan pembelajaran secara tatap muka langsung. Ini memberikan tantangan kepada semua elemen dan jenjang pendidikan untuk mempertahankan kelas tetap aktif meskipun sekolah telah ditutup.

Pandemic COVID-19 secara tiba-tiba mengharuskan elemen pendidikan untuk mempertahankan pembelajaran secara online. Kondisi saat ini mendesak untuk melakukan inovasi dan adaptasi terkait pemanfaatan teknologi yang tersedia untuk mendukung proses pembelajaran (Ahmed et al., 2020). Praktiknya mengharuskan pendidik maupun peserta didik untuk berinteraksi dan melakukan transfer pengetahuan secara online. Pembelajaran online dapat memanfaatkan platform berupa aplikasi, website, jejaring social maupun learning management system (Gunawan et al., 2020). Berbagai platform tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung transfer pengetahuan yang didukung berbagai teknik diskusi dan lainnya.

Sejak wabah corona dinyatakan menjadi wabah yang membutuhkan penanganan yang serius dan harus dihentikan penyebarannya maka berdampak langsung kepada semua lembaga pendidikan untuk berpartisipasi aktif dalam mencegah penyebaran virus tersebut dan tidak dapat dihindari semua peserta didik melakukan pembelajaran dari rumah (BDR) sampai dengan adanya edaran terbaru mengenai proses pembelajaran dan tidak khayal hampir satu semester penuh pada tahun pelajaran itu peserta didik belajar dari rumah dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) sampai dengan semester berakhir.

Seiring dengan perkembangan penyebaran covid yang pada saat itu tidak menunjukan perubahan kearah yang lebih baik dalam arti korban-korban yang terinfeksi virus semakin hari semakin meningkat sehingga menuntut pemerintah pusat maupun daerah untuk mengambil langkah terkait penerapan model pembelajaran yang berpihak kepada kebutuhan peserta didik yang posisinya berada dirumah masing-masing, itu terbukti dengan dikeluarkannya edaran Kemdikbud tentang model pembelajaran pada masa pandemi covid 19, nah pada masa ini kita mengenal lagi istilah pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring dan luring.

Pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring dan luring pada tataran satuan pendidikan khususnya di Kabupaten Sumbawa  tidak dapat berjalan dengan baik dikarenakan kondisi wilayah, infrastrukur sarana pendidikan, keberadaan sumber daya manusia dan komitmen pengelola pendidikan yang berbeda maka sistem tersebut pelaksanaanya kurang optimal karena tidak dibarengi dengan perbaikan dan peningkatan sarana pendukung pembelajaran.

Untuk terus melaksanakan fungsi pendidikan melalui proses pembelajaran di SMA Negeri 1 Plampang pada kondisi seperti itu tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh dengan sistem daring bagi peserta didik yang memiliki sarana pendukung sedangkan luring untuk peserta didik yang tidak memiliki sarana pendukung, dengan menerapkan sistem guru kunjung. Guru kunjung dimaksud adalah seorang guru yang datang ketempat-tempat yang merupakan tempat tinggal peserta didik dengan tetap mempertimbangkan protokol kesehatan yang sudah ditetapkan oleh satuan tugas (satgas) pencegahan covid dikabupaten maupun ditingkat kecamatan.

Kondisi pembelajaran tersebut tetap berlangsung hingga berakhir semester ganjil tahun pelajaran 2020-2021, akan tetapi pada pelaksanaan pembelajaran jarak jauh tersebut tentu memiliki kendala-kendala baik dari pihak guru maupun dari pihak peserta didik, namun kendala tersebut tetap diupayakan solusinya agar peserta didik tetap memperoleh pendidikan dan guru juga selalu berupaya memperbaiki tekhnik-tekhnik dan model-model pembelajaran dan dengan adanya wabah virus tersebut guru-guru di SMA Negeri 1 Plampang memiliki komitmen untuk meningkatkan kompetensinya dengan peningkatan penguasaan konten-konten pembelajaran secara online seperti konten media sosial antara lain melalui zoom metting, fb, wa, dan google clasroom serta learning managemen sistem (LMS).

Variasi platform dan sumber daya yang tersedia membantu menunjang proses pembelajaran selama pandemic COVID-19. Aktifitas pembelajaran yang dapat dilakukan mulai dari diskusi, presentasi hingga pemberian tugas. Ini selaras dengan penelitian Firman dan Rahayu (2020) bahwa pembelajaran online melatih kemandirian belajar. Ini akan membutuhkan keterlibatan peserta didik yang lebih besar untuk meningkatkan perilaku belajar observasional. Perilaku tersebut dapat dilakukan dengan membaca, memaknai postingan diskusi dan mendiskusikan video atau konten pembelajaran (Zayapragassarazan, 2020).

Setelah keluarnya edaran untuk dapat melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTM Terbatas) pada semester ganjil tahun pelajaran 2021-2022 maka mampu membuat peserta didik dan orang tua  bergembira untuk melanjutkan segala tujuan pendidikan yang sempat tertunda akibat virus covid 19 walaupun model pembelajaran tatap muka terbatas ini dilaksanakan dengan sistem blok, akan tetapi dapat membuat peserta dan orang tua kembali berharap untuk kelanjutan pendidikan putra-putrinya, disamping itu guru semakin termotivasi untuk menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pendidik.

Pelaksanaan pembelajaran dilembaga pendidikan pada tatap muka terbatas ini masih memiliki beberapa kendala antara lain yaitu durasi waktu yang sangat terbatas, muatan kurikulum yang dikurangi dari muatan kurikulum yang sesuai dengan SNP, kegiatan ekstra kurikuler untuk pengembangan bakat, minat dan kreativitas serta penguatan pendidikan karakter peserta didik tidak dapat dilaksanakan sepenuhnya.

Dengan kondisi pembelajaran pada masa pandemi yang dilanjutkan dengan masa transisi hingga masa kebiasaan hidup baru yang ditandai dengan dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka terbatas pada lembaga pendidikan merupakan paradigma baru dalam mengelola pendidikan. Warga sekolah SMA Negeri 1 Plampang berharap kepada pemerintah pusat, daerah maupun kabupaten untuk bersama-sama mendorong percepatan penuntasan pencegahan covid 19 ini berakhir agar pembelajaran tatap muka dapat berjalan sesuai dengan tuntutan kurikulum yang ada Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Penulis : SUMIATI, S.Pd